Adsense

Rabu, 18 Januari 2017

Makalah Ilmu Tauhid dan Kesehatan Mental

MAKALAH HUBUNGAN ILMU TAUHID DAN KESEHATAN MENTAL
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS DISKUSI
MATA KULIAH : ILMU TAUHID

DISUSUN OLEH
Siva Tahula Haba (1508026010)
Ahmad Khoirul Azmi (1508026003)
Hariyanto (1508026015)
Nur Elisa Rizki (1508026029)
Arifa Nidauzzulfa (1508026013)
FAKULTAS SAINTEK
 UIN WALISONGO SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015-2016

KATA PENGANTAR

                         Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, dan tak lupa sholawat serta salam kami panjatkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umat islam dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang.
                         Kami juga ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Tauhid serta teman teman yang telah membantu kami dalam pembuataan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hubungan Ilmu Tauhid dengan Kesehatan Mental”.
                         Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.










Tim Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan mahluk yang sangat mudah tergoda oleh hasutan setan. Oleh karena itu, manusia harus memiliki sesuatu yang dapat menjadi pegangan dalam hidupnya. Yaitu aqidah. Aqidah sangat diperlukan dalam kehidupan, agar hidup seseorang tertata dengan baik.
Kalimat “La ilaaha illaAllah” adalah landasan iman, kunci ketauhidan, dan syarat utama memasuki pintu islam. Kalimat ini adalah keimanan yang bersemayam di dalam kalbu dan disertai pelaksanaannya oleh anggota badan.
 “La ilaha illa Allah” merupakan mahkota bagi orang orang yang mentauhidkan Allah dan cahaya hati bagi orang yang taqwa.
Mental adalah hal yang frontal dalam tiap diri manusia, setiap orang memiliki mental dan tingkatan emosi yang berbeda, oleh karena itu perlu ditanamkan ketauhidan dalam jiwa mereka agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.


B.     Rumusan Masalah

Untuk mengkaji dan mengulas tentang hubungan ilmu tauhid dan kesehatan mental, maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga kami merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa saja yang ada dalam ilmu tauhid ?
2.      Apa hal yang merusak sikap tauhid dan apa saja penerapannya dalam kehidupan ?
3.      Bagaimana menanamkan jiwa ketauhidan pada hati ?
4.      Bagaimana mental yang sehat ?
5.      Apa hubungan ilmu tauhid dan kesehatan mental?


C.     Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka kita dapat mengambil tujuan sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui ruang lingkup ilmu tauhid
2.      Untuk mengetahui nilai tauhid dalam kehidupan
3.      Untuk mengetahui cara menanamkan ketauhidan dalam jiwa
4.      Untuk mengetahui model mental yang sehat
5.      Untuk mengetahui hubungan antara ilmu tauhid dan kesehatan mental

D.    Metode Penulisan
Kami memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi makalah ini tidak hanya bersumber dari buku, namun juga dari media lain seperti web, blog, dan e-book.

E.     Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi 3 bab. Yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapaun bab pendahuluan terbagi atas latar belakang rumusan masalah, tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan pengertian, ruang lingkup, nilai, dan implementasi tauhid. Terakhir, bab penutup yang terdiri atas kesimpulan.














BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pokok Bahasan Ilmu Tauhid
Ilmu tauhid membahas tentang keesaan Tuhan semesta alam, dan membahas pengokohan keyakinan-keyakinan agama Islam dengan dalil-dalil naqli maupun dalil-dalil aqli yang pasti kebenarannya sehingga dapat menghilangkan semua keraguan, ilmu yang menyingkap kebatilan orang-orang kafir,kerancuan, dan kedustaan mereka. Dinamakan ilmu tauhid karena pembahasan terpenting didalamnya adalah tentang tauhidullah (mengesakan Allah). Apa saja yang dibahas? Ilmu tauhid membahas enam hal, yaitu:
·         Iman kepada Allah, tauhid kepada-Nya dan ikhlas beribadah lillah tanpa sekutu apapun bentuknya.
·         Iman kepada rasul-rasul Allah para pembawa petunjuk ilahi, mengetahui sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil terhadap mereka, khususnya mu’jizat dan bukti-bukti kerasulan Nabi Muhammad S.A.W.
·         Iman kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rasul sebagai petunjuk bagi hamba-hamba-Nya.
·          Iman kepada malaikat-malaikat Allah, mengetahui nama-nama dan tugas masing-masing dari mereka.
·         Iman kepada hari akhir, memercayai kepastian akan datangnya hari dimana semua manusia dbangkitkan dari kuburnya.
·         Iman kepada qadla dan qadar, memercayai takdir AllahYang Maha Bijaksanayang mengatur dengan takdir-Nyasemua yang ada dalam semesta alam ini.


B.   Hal yang Merusak Sikap Tauhid dan Penerapan Tauhid dalam Kehidupan
·         Hal yang Merusak Sikap Tauhid
Sikap tauhid merupakan sikap mental hati yang kurang stabil akan menyebabkan sikap ini mudah berubah-ubah. Adapun hal-hal yang dapat mengurangi sikap tauhid, yaitu:
ü Penyakit riya
Kelemahan ini pun disinyalir oleh Allah sendiri di dalam Al-Qur’an sebagai peringatan bagi manusia. Sebagaimana firman Allah:
“sesungguhnya proses terjadinya manusia (membuatnya) tak stabil. Bila mendapatkan kegagalan lekas berputus asa. Bila mendapatkan kemenangan cepat menepuk dada”. (Al-Ma’aarij: 19-21)
ü Penyakit ananiah (egoism)
Kemungkinan kedua bagi mereka yang belum stabil sikap pribadinya, selain sikap riya ialah manusia menempuh jalan pintas. Rasa tidak pasti tadi diatasinya dengan mementingkan diri sendiri. Namun sifat ini tidak akan tumbuh didalam pribadi yang mau beribadah ihsan dan khusyu.
ü  Penyakit takut dan bimbang
Rasa takut ini biasanya timbul terhadap perkara yang akan datang yang belum terjadi. Adapun cara mengatasi rasa takut ini ialah dengan tawakkal’alallah artinya memasrahkan perkara yang kita hadapi itu kepada Allah SWT., maka Allah akan memberikan pemecahan masalah tersebut.
ü  Penyakit zalim
Zalim artinya meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya atau melakukan sesuatu yang tidak semestinya.
ü  Penyakit hasad atau dengki
Hasad tumbuh di hati seseorang apabila ia tidak senang kepada keberhasilan orang lain. Sikap ini biasanya didahului oleh sikap yang menganggap diri paling hebat dan paling berhak mendapatkan segala yang terbaik. Sehingga jika melihat ada orang lain yang kebetulan beruntung, ia merasa tersaingi.

·         Penerapan Ilmu Tauhid dalam Kehidupan
Contoh penerapan tauhid dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan selalu menaati perintah-Nya, seperti beribadah, puasa, nadzar, berdoa hanya kepada Allah, ibadah apapun yang dilakukan semata-mata diniatkan hanya karena Allah     , tidak berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu. Tawakkal dan sabar dalam menghadapi musibah

C.   Menanamkan Ketauhidan pada Hati
Tugas manusia adalah sebagai 'abdullah' merupakan realisasi dari mengemban amanah dalam arti ; memelihara kewajiban-kewajiban dari Allah yang harus dilaksanakan dan menjauhi larangan-larangan, memelihara kalimat tauhid atau Laa ilaaha illallah atau ma'rifah kepada Allah.
Oleh karena itu pendidikan tauhid sejak dini pada anak merupakan dasar pendidikan agama Islam yang diharapkan dapat membentuk nilai-nilai pada diri anak setidaknya unsur-unsur agama Islam yaitu 1. Keyakinan atau kepecayaan terhadap Ke-Esa-an Allah (adanya Tuhan) atau kekuatan ghaib tempat berlindung dan memohon pertolongan.
2. Melakukan hubungan sebaik-baiknya dengan Allah guna mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
3. Mencintai dan melaksanaan perintah Allah serta larangan-Nya, dengan beribadah yang setulus-tulusnya dan meninggalkan segala yang tidak diizinkan-Nya.
4. Meyakini hal-hal yang dianggap suci dan sakral seperti kitab suci, tempat ibadah dan sebagainya

D.   Mental yang sehat
Rumusan kriteria jiwa yang sehat yang telah dirumuskan dalam sidang umum WHO pada tahn 1959 di Geneva yaitu :
a.       Dapat menyesuaikan diri pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya.
b.      Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
c.       Merasa lebih puas memberi daripada menerima.
d.      Secara relatif bebas dari rasa tegang (stress, cemas dan depresi).
e.       Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan.

Karakteristik pribadi yang sehat mentalnya juga dijelaskan pada tabel sebagai berikut (Syamsu Yusuf LN ; 1987).

ASPEK PRIBADI
KARAKTERISTIK
Fisik
Perkembangannya normal.
Berfungsi untuk melakukan tugas-tugasnya.
Sehat, tidak sakit-sakitan.
Psikis
Respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
Memiliki wawasan dan rasa humor.
Memiliki respons emosional yang wajar.
Mampu berpikir realistik dan objektif.
Terhindar dari gangguan-gangguan psikologis.
Bersifat kreatif dan inovatif.
Bersifat terbuka dan fleksibel,
Memiliki perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak.
Sosial
Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection) terhadap orang lain, serta senang untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan (sikap alturis).
Mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan persahabatan.
Bersifat toleran dan mau menerima tanpa memandang kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras, atau warna kulit.
Moral-Religius
Beriman kepada Allah, dan taat mengamalkan ajaran-Nya.
Jujur, amanah (bertanggung jawab), dan ikhlas dalam beramal.


E.   Hubungan antara ilmu tauhid dan kesehatan mental
Kesehatan mental merupakan hal yang frontal dan menjadi tolak ukur dari kejiwaan seseorang. Apabila mental seseorang dalam kondisi fit, maka jiwanya akan sehat pula.  Tingkat kesehatan mental menentukan seberapa matang mental seseorang. Apabila mental seseorang tidak sehat, secara otomatis akan mempengaruhi tingkah laku dalam kehidupan yang pada akhirnya akan menjadi pribadi yang tidak sehat.
"Jika Anda ditimpa berbagai tekanan atau problema hidup, baik materi maupun psikologis. Janganlah panik, tapi, bersabarlah. Kembali kepada  diri Anda. Ambillah kertas dan pena. Hitunglah dengan teliti berapa banyak nikmat Allah yang telah Anda terima. Hitunglah pula dengan teliti berapa banyak nilai nikmat tersebut. Bersyukurlah Anda kepada Allah, kemudian berdoa kepada-Nya agar dianugerahkan ketenangan jiwa. Mohonlah agar rasa iman dan ketenangan jiwa selalu dianugerahkan kepada Anda". (Kadir, 1981 : 45)
Seseorang yang mempunyai ketahuhidan yang kuat dan benar maka jiwa nya akan senantiasa sehat karena ia dapat menyesuaikan diri, bersifat qona’ah (merasa cukup apa yang diterima), terhindar dari rasa gelisah, dan tanpa ada rasa sikap putus asa.
Dengan uraian di atas menunjukkan bahwa ada relasi yang kuat antara bertauhid dengan kesehatan mental. Karena dengan bertauhid, mental seseorang dapat berkembang sesuai dengan tuntunan Allah SWT yang tidak perlu lagi diragukan akan kebenaran dari semua petunjuknya yang ada dalam al-Qur’an. 









BAB III

A.   Kesimpulan
Ilmu tauhid membahas enam hal, yaitu:
·         Iman kepada Allah
·         Iman kepada rasul-rasul Allah
·         Iman kepada kitab-kitab
·         Iman kepada malaikat-malaikat Allah
·         Iman kepada hari akhir
·        Iman kepada qadla dan qadar
Rumusan kriteria jiwa yang sehat yang telah dirumuskan dalam sidang umum WHO pada tahun 1959 di Geneva yaitu :
·         Dapat menyesuaikan diri pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya.
·         Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
·         Merasa lebih puas memberi daripada menerima.
·         Secara relatif bebas dari rasa tegang (stress, cemas dan depresi).
·         Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan.

Ada relasi yang kuat antara bertauhid dengan kesehatan mental. Karena dengan bertauhid, mental seseorang dapat berkembang sesuai dengan tuntunan Allah SWT yang tidak perlu lagi diragukan akan kebenaran dari semua petunjuknya yang ada dalam al-Qur’an. 

B.     PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun. Kami menyadari bahwasannya dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengaharap saran dan kritik dari pembaca mengenai makalah yang kami susun ini agar menjadikan kami lebih baik di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan pembaca padaa umumnya. Kami mohon maaf apabila terdapat salah tulisan atau salah kata dalam makalah ini.



DAFTAR  PUSTAKA
Muhammad Habsyi, Teungku, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam, Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra
http://www.al-quran-sunnah.com , diakses pada 10 Oktober 2015




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar